http://4.bp.blogspot.com/-MjpxfO6YxxI/Uos2MrQm8BI/AAAAAAAAAKQ/CYdQ_Twe_bA/s1600/996048_722726271088205_732148940_n.jpg QUU ANFUSAKUM WA AHLIIKUM NAARO ~ Ir. H. Endrizal Nazar

Kamis, 05 Desember 2013

QUU ANFUSAKUM WA AHLIIKUM NAARO




“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Alloh terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” QS. At Tahrim  (66) ayat 6 

Umar bin Khottob berkata, “Saat turun ayat ini bertanya kepada Rosul , ‘Kami akan jaga diri kami, lalu bagaimana dengan keluarga kami? Jawab Rosul , “Kau larang mereka apa-apa yang Allah telah larang dari-Nya, kamu perintah mereka dengan apa yang telah Alloh perintah dari-Nya. Jika itu kamu lakukan akan menyelamatkan mereka dari neraka.

Subhanalloh! Ternyata islam melarang kita menjadi manusia-manusia egois, yang merasa cukup sholeh sendiri tanpa mensholehkan orang lain. Apalagi mensholehkan anak kandung sendiri, itu kewajiban utama para orang tua yang tentu saja akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti. Tapi bicara soal mensholehkan anak ini begitu banyak para orang tua yang belum tahu, pura-pura tidak tahu atau malah masa bodoh. Yang tidak/belum tahu, maka tugas kita untuk memberi tahu. Yang pura-pura tidak tahu, tugas kita untuk ngingetin terus jangan sampai nanti di akhirat kita jadi orang tua yang bangkrut. Siapa orang tua yang bangkrut? Orang tua yang sholeh yang jaraknya dengan surga tinggal sedikit lagi, tapi karena selama di dunia tidak berupaya keras mensholehkan anak (anak-anaknya calon neraka semua) maka ditimbang-timbang seluruh amalnya oleh Alloh dengan adil.  Jadinya keputusannya adalah... orang tua harus masuk neraka dan anak-anaknya masuk surga. Lho, lho kok jadi kebalik gitu sih? Ya itulah keputusan yang adil dari Alloh.  Maka, yuk menjadi orang tua yang bersemangat untuk mensholehkan anak-anaknya seperti nabi Nuh as yang sampai detik-detik terakhir malaikat Izroil mau mencabut nyawa putranya, Kan’an, masih terus mendakwahi putranya. “Nak, sini nak. Tidak ada tempat berlindung selain Alloh nak”. Sayang putranya salah memilih jalan. Tapi kalau sudah maksimal begini upaya sang ortu, maka anaklah yang masuk neraka.   

Untuk para orang tua yang masa bodoh kita ingatkan terus. Barangkali dengan nasihat berikut. Ali bin abi Tholib berkata dari Ibnu Abbas, “Jaga diri dan keluargamu, suruhlah mereka berdzikir dan berdoa kepada Allah, sehingga Allah menyelamatkan kamu dan mereka dari neraka”. Yah memang mendidik anak  tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi mensholehkan anak, gampang-gampang susah. Tapi ibarat mengasah pisau, itulah tugas para orangtua, perlahan-lahan tanpa henti, setiap saat, setiap hari terus mengetuk pintu hatinya membuka mata hatinya dibarengi dengan doa kuat kepada Sang Pemilik Hidayah yaitu Alloh. Barangkali hari ini belum terketuk, siapa tahu esok lusa. Barangkali tahun ini belum terbuka, siapa tahu di tahun-tahun depan.

Lalu apa saja sih yang harus diajarkan kepada anak-anak kita? Sebagian ulama berkata, “Kalau dikatakan Quu Anfusakum... mencakup arti anak-anak, karena anak adalah bagian dari mereka. Maka hendaklah orang tua mengajarkan tentang halal haram dan menjauhkan dari kemaksiatan dan dosa juga mengajarkan hukum-hukum lain selain hal itu.” Intinya, selain urusan aqidah (rukun iman), ibadah (rukun islam), anak-anak pun harus didekatkan hatinya dengan Al Qur’an. Sebab segala sumber ilmu ada didalam Al Qur’an.

Jadi jangan lupakan anak-anak kita. Apalagi kalau kita sudah sholeh malah sudah jadi juru dakwah, maka jadikanlah anak-anak kita sebagai obyek dakwah pertama dan utama seperti perintah Allah berikut ini.  “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat”. QS. Asy-Syu’aro(26) :214.

Anak-anak sholeh adalah investasi akhirat kita. Ketika orangtua menempati alam barzah maka terputuslah semua amal kecuali (salah satunya), doa anak-anak yang sholeh. “Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam melaksanakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami-lah yang Memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa.”. QS Thaha (20) : 132. 

Maka mulai hari ini kita tanamkan pendidikan Islam sejak dini, bahkan sejak sebelum anak-anak kita lahir. Tapi buat yang anak-anaknya sudah besar, tidak ada istilah terlambat untuk memulai kebaikan. “Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitroh, maka hanya kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya seorang yahudi, nasrani atau majusi.” (HR Bukhori). Mari kita jaga agar anak-anak kita tetap fitroh, tetap berada dalam track dan kendali Alloh SWT.

by Neneng Amiarti

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan